Aku tau semua tlah berakhir meski salah satu harus ada yang mengalah. Semua bukanlah hal yang mudah untuk diterima, namun jika pada akhirnya ini yang dilakukan akan ada yang bahagia (meskipun bukan 'kita') tapi akan coba aku relakan itu untuknya. Tuhan, punya rencana yang jauh lebih baik untuk umat-Nya. Mungkin untuk sementara ini kita harus terpisah, 'ntah untuk hari nanti. Aku yakin semua berakhir kebahagiaan, karena ada pepatah yang mengatakan "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian" dan di akhir kesedihan pasti ada kebahagian yang lebih daripada kesedihan tersebut, serta perjuanganpun juga ngga ada yang berakhir sia-sia.
Tenang, aku ngga akan lupain kamu, ngga akan pernah hapus kenangan kita, bahkan sekalipun untuk mencobanya juga ngga akan aku lakukan. Aku ngga cuma nunggu, tapi juga berjuang. Aku disini ngga berhenti berjuang untuk bisa sama kamu lagi, meskipun jarang kamu gubris. Aku emang ngga bakal tau kapan ini semua berakhir, ngga bakal tau hasil dari ini semua, dan hasilnya baik/buruk. Tapi aku selalu berdo'a terutama dalam malamku, pastinya selalu ada namamu dalam setiap do'aku. Hampir tak ada kata "ngga nangis" di setiap harinya. Maaf mungkin aku lebay atau apa. Tapi itu semua semata-mata karna aku terlalu dalam mencintaimu. Jujur, baru kalk ini aku ngerasa nyaman, baru kali ini aku dipeluk erat dan merasa nyaman apalagi sama orang yang bener bener aku rasa dia 'my future' , baru kali ini aku mau bener bener berjuang, baru kali ini aku sampe sedih berkelanjutan kayak gini, baru kali ini ibu 'welcome' sama pacar alu, baru kali ini ibu ngga terlalu banyak komen yang nge judge tentang keburukan kamu. Semua kalimat 'baru kali ini' aku rasain begitu cuma sama kamu.
Percayalah, Tuhan adil, Tuhan tau mana baiknya, Tuhan masih punya rencana lain. Semuanya jalanin aja meskipun harus ada air mata yang jatuh. Tapi itu menunjukan bahwa kita masih bersungguh-sungguh. Inget bahwa Tuhan ngga akan pernah ngasih ujian melewati batas kemampuan unat-Nya dan jangan pernah mendahulukan kehendak Tuhan.
Minggu, 20 Juli 2014
Akhir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar